Memahami yang Dimaksud dengan Pantun
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, pantun diartikan dalam tiga kategori. Sebagai kata benda, pantun berarti bentuk puisi Indonesia yang tiap baitnya (kuplet) biasanya terdiri dari empat baris bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua untuk tumpuan (sampiran) dan baris ketiga dan keempat sebagai isi. Pantun juga berarti peribahasa sindiran.
Selaku arkais atau istilah yang tidak lazim, pantun berlaku sebagai jawaban. Misalnya, terhadap suatu tuduhan yang ditujukan pada kita. Sementara itu, pantun juga terkait puisi tradisional asal Sunda berpola oktosilabik yang berisi kisah sejarah.
Pantun memiliki berbagai jenis yang dapat dipilih sesuai situasi yang membutuhkannya. Bahkan, jenis pantun tergolong cukup banyak, termasuk pantun sindiran yang kadang tercakup pula dalam pantun jenaka.
Pantun Nyindir untuk Teman
Banyak buah dibawa paman Buah matang dari rumah belakang Bagaimana disebut teman Dia menusuk dari belakang
Pantun ini menyindir perilaku teman yang menyakiti temannya sendiri secara diam-diam dari belakang. Menurut pantun ini, orang yang berbuat demikian tak pantas disebut teman. Pada dua baris tumpuan, terdapat sampiran yang masuk akal.
Sungguh segar buah beri Yang matang baunya wangi Beribu maaf telah kuberi Beribu salah dia ulangi
Pastinya menyebalkan, bukan, jika kita telah memaafkan kesalahan teman tersayang, tetapi kesalahan yang sama selalu saja diulanginya. Tak hanya teman, bahkan orang yang tidak terlalu dekat pun bisa membuat kita kesal dengan kelakuan demikian.
Ada banyak bunga di taman Ada tulip ada kamboja Katanya orang mengaku teman Kalau ada maunya saja
Pantun nyindir yang satu ini juga sangat cocok dengan perangai banyak “teman”. Ada mereka yang hanya akan datang pada kita jika butuh saja, tetapi menghilang saat kita balik membutuhkan mereka.
Di taman ada air mancur Sekitarnya ada burung perkutut Kusangka teman yang jujur Rupanya musuh dalam selimut
Serupa dengan contoh pantun pertama, pantun nyindir yang satu ini juga bisa menjadi variasi menyindir teman yang diam-diam merugikan dan menjatuhkan kita. Meski berkedok teman, pasti ada saja orang yang diam-diam iri akan apa yang kita lakukan.
Ada baju bergambar hati Sudah lama tak terpakai Lain di mulut lain di hati Berteman hanya melukai
Masih serupa dengan contoh lain, variasi pantun ini bisa menunjukkan kreativitas kita dalam menyindir seseorang dengan gaya. Kepada mereka yang berbeda perkataan dan perasaan, janganlah banyak melukai teman sendiri!
Masakan enak ditambah bawang Sedap dimakan bersama teman Orang sombong pasti terbuang Tak punya saudara tak punya teman
Sifat sombong adalah satu dari sekian banyak sikap yang tidak disukai masyarakat. Jadi, tak heran jika mereka yang memiliki sifat demikian terancam tak memiliki teman atau saudara yang rela berkorban untuknya.
Ada sofa rasanya nyaman Bahan lembut banyak lipatan Kenapa dia mengaku teman Tapi berbuat penghianatan
Grameds bisa sekali menyebutkan pantun ini saat bertemu dengan teman yang sudah pasti berkhianat. Sebab, mereka terkadang masih saja mengaku sebagai teman meski telah menyakiti kita.
Sungguh enak buah ceri Ditambah gula dari si Ani Teman sejati susah dicari Teman palsu banyak di sini
Contoh pantun seperti ini sangat cocok dilantunkan saat kita tengah bersantai di bawah pohon ceri, Grameds. Sambil meratapi nasib, sekalian menyindir berkedok ngobrol dengan teman-teman di sekitar.
Ada palang jangan disentuh Wajib patuh karena perintah briptu Cuma datang saat butuh Teman kah kalau begitu?
Pantun ini sangat cocok ditujukan pada teman yang hanya datang saat butuh, Grameds. Namun, apakah mereka pantas disebut teman?
Contoh Pantun Nyindir untuk Teman dan Umum
Nah, inilah beberapa contoh pantun nyindir untuk Grameds yang ingin tahu cara menyindir orang dengan gaya pantun yang keren-keren, tetapi tetap tak terlalu menyinggung dan berkesan riang!
Pantun Nyindir untuk Umum
Dodol durian kue ratu Semuanya mama yang bikin Keren juga hp baru Utang lama udah dibalikin?
Pantun sindiran semacam ini cocok ditujukan pada orang yang berutang pada kita, tetapi sanggup membeli barang-barang mewah dan baru. Pada dasarnya, kita harus melunasi kewajiban dahulu sebelum memuaskan keinginan sendiri, Grameds!
Teko ceret asal Donggala Tinggal satu boleh dibeli Keras banget kepalanya Lewat itu batu kali
Punya kenalan yang sangat keras kepala hingga kena batunya sendiri? Pantun yang satu ini cocok disampaikan pada mereka. Batu kali memang dikenal cukup keras meski sering terkena air. Lantas, bagaimana jika kepala lebih keras dari batu kali?
Warna merah warna violet Ayah suka karena berarti Mulutnya sudah macam silet Sekali bicara menyayat hati
Kita tentunya perlu menjaga ucapan agar tak sampai menyakiti orang lain. Namun, meski sudah berusaha, pastilah ada orang lain yang masih sulit menahan diri. Oleh sebab itu, pantun-pantun semacam ini menggambarkan mereka sekali!
Tahan amarah karena diolok Yang menjahati umpama benalu Janganlah punya muka tembok Tak punya hati dan malu
Sudah menyakiti orang lain, tapi tak meminta maaf dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa? Definisi yang tepat untuk perangai tersebut adalah muka tembok! Pantun sindiran semacam ini cocok untuk menggambarkan orang-orang dengan sikap demikian.
Kebanyakan micin jadi kalut Lempar petasan macam orang bengis Badan licin bagaikan belut Punya alasan tak habis-habis
Kita mungkin mengenal orang yang selalu bisa menemukan alasan untuk berkelit dari berbagai masalah yang ditimbulkannya. Hal ini tentu sangat menyebalkan, terlebih jika ulahnya telah menimbulkan banyak kerugian. Grameds, pantun seperti ini akan sangat cocok untuk menyindir mereka.
Bagi Grameds yang ingin tahu lebih dalam tentang pantun dan tertarik dengan pantun-pantun lain khususnya pantun Jawa, Gramedia punya rekomendasi untuk kamu, silakan klik link buku di bawah ini!
Seperti jenis peribahasa lainnya, pantun tentunya memiliki ciri-ciri khusus yang bisa membuat kita mengenali jenis puisi lama ini. Dari sekian ciri-ciri, berikut beberapa ciri utama di antaranya:
Punya Pola Tulisan
Pola tulisan khas pantun inilah yang membuat kita merasa keren saat membacanya. Pada dasarnya, pola tulisan pada pantun berupa a-a-a-a atau a-b-a-b. Jarang yang menggunakan pola lain karena masih rancu benar tidaknya, Grameds.
Terdiri atas Empat Baris dalam Satu Bait
Ciri khas yang satu ini mungkin masih tampak umum di kalangan puisi lama, yaitu adanya empat baris dalam satu bait. Biasanya, jenis puisi ini memang memiliki aturan yang rincinya adalah maksimal 8 kata dan 12 suku kata.
Ada Sampiran, Ada Isi
Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian, terdapat dua bagian dalam pantun: tumpuan dan isi. Tumpuan ditulis dalam dua baris bagian atas, sedangkan isi tertuang dalam dua baris sisanya.
Lebih jauh, biasanya orang tak memasukkan makna khusus dalam tumpuan yang mereka buat. Namun, alangkah baiknya jika kita bisa membuat tumpuan pantun yang terkait dan bisa menjadi cerminan isi.
Pantun yang Ada di Luar Negeri
Pantun memang dapat disebut berasal dari Indonesia. Meski begitu, kita punya negara tetangga yang pada nyatanya memiliki warisan budaya yang sama, yaitu Malaysia. Meski kedua negara ini kerap diwarnai dengan klaim budaya, kali ini, pantun justru melahirkan kerja sama multinasional yang membuatnya sukses tercap sebagai warisan budaya nonbenda UNESCO.
Jadi, pada dasarnya, pantun juga ada di Malaysia dengan bentuk yang tak jauh berbeda dengan di tanah air. Lebih lazim, pantun ini disebut sebagai pantun melayu. Berikut contoh pantun melayu dalam berbagai aspek:
Kesimpulan Pantun Nyindir
Menurut Grameds, bagaimana rasanya menyindir dengan pantun? Meski bersifat menyindir, pantun dapat membuat kata-kata jadi tampak seperti candaan dan penuh jenaka. Kita pun dapat menyampaikan maksud hati tanpa benar-benar menyakiti dan merusak hubungan yang ada.
Mengenal pantun sebagai salah satu jenis puisi lama sangat bermanfaat. Selain bisa menjadi lebih kreatif merangkai kata, kita juga mendapat wawasan lebih luas tentang puisi ala Indonesia dan sastra tanah air. Ini pun dapat menjadi salah satu bidang yang dapat digarap demi melestarikan warisan budaya kita. Terlebih, sampai saat ini, banyak orang yang menyukai jenis puisi dan menganggapnya indah.
Selain contoh pantun nyindir yang telah diulas di atas, kamu juga bisa belajar membuat pantun dengan membaca buku-buku mengenai pantun. Dengan banyaknya buku yang tersedia di gramedia.com Grameds bisa memanfaatkannya untuk mempelajari pantun bersama #SahabatTanpaBatas! Dengan memanfaatkan buku, kamu bisa memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Sevilla Nouval Evanda
Pantun yang Populer di Indonesia
Kita telah mengupas berbagai contoh pantun nyindir yang cukup populer dipakai di tanah air. Di samping itu, kira-kira, pantun macam apa lagi yang populer di Indonesia? Grameds, selain pantun sindiran, kita punya pantun nasihat, pantun cinta, pantun jenaka, hingga pantun penutup yang bisa membuat suatu acara atau kegiatan jadi makin asyik di Indonesia ini.
Misalnya, kita kerap melihat pantun-pantun di bawah ini sebagai nasihat:
Sudah tertawa melihat pantun jenaka ini?
Inilah contoh pantun penutup: