Pertempuran Laut Aru Dipimpin Oleh

Pertempuran Laut Aru Dipimpin Oleh

Pertempuran Pasuruan (1947)

Pertempuran Pasuruan di Jawa Timur terjadi saat Belanda melakukan agresi untuk menguasai wilayah tersebut. Pertempuran ini menandai perjuangan keras rakyat Pasuruan dalam menghadapi upaya kolonialis.

Pertempuran Sinjai (1946)

Pertempuran Sinjai terjadi di Sulawesi Selatan, di mana pasukan Indonesia berjuang melawan Belanda. Pertempuran ini menunjukkan pentingnya perjuangan kemerdekaan di wilayah timur Indonesia.

Pertempuran Jatiwangi (1946)

Pertempuran Jatiwangi terjadi di kawasan Jatiwangi, Jawa Barat. Pertempuran ini merupakan bagian dari perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan terhadap upaya penguasaan kembali oleh Belanda. Keberanian para pejuang dalam pertempuran ini sangat berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan di Jawa Barat.

Pertempuran Ambarawa (12-15 Desember 1945)

Pertempuran Ambarawa berlangsung di sekitar kota Ambarawa, Jawa Tengah. Dalam pertempuran ini, pasukan TNI yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman melawan pasukan Sekutu dan Belanda. Kemenangan Indonesia dalam pertempuran ini penting untuk memperkuat posisi perjuangan kemerdekaan di Jawa Tengah.

Pertempuran Tarakan (1945)

Pertempuran Tarakan adalah salah satu pertempuran di Kalimantan, di Tarakan, antara pasukan Jepang yang masih ada dan pasukan Indonesia. Pertempuran ini penting karena menunjukkan perlawanan terhadap kekuatan asing di wilayah timur Indonesia, khususnya di Kalimantan.

Pertempuran di Palembang (1946)

Pertempuran di Palembang melibatkan bentrokan antara pasukan Indonesia dan Belanda di Sumatera Selatan. Pertempuran ini adalah bagian dari upaya Belanda untuk menguasai kembali wilayah-wilayah yang telah dimerdekakan. Perjuangan di Palembang menunjukkan kekuatan dan semangat perlawanan rakyat Sumatera Selatan.

Pertempuran Bandung Lautan Api (23-24 Maret 1946)

Pertempuran Bandung Lautan Api terjadi ketika pasukan Sekutu yang dibantu oleh Belanda mencoba mengambil alih Bandung. Untuk mencegah kota tersebut jatuh ke tangan musuh, para pejuang dan warga Bandung terpaksa membakar kota mereka sendiri. Pertempuran ini menggambarkan pengorbanan besar yang dilakukan demi kemerdekaan.

Pertempuran Kupang (1946-1947)

Pertempuran Kupang terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, antara pasukan Indonesia dan Belanda. Pertempuran ini menandai perlawanan rakyat Nusa Tenggara Timur terhadap kolonialisme Belanda, dengan fokus pada upaya untuk mempertahankan kemerdekaan di kawasan timur Indonesia.

Pertempuran Yogyakarta (19-21 Desember 1948)

Pertempuran Yogyakarta merupakan bagian dari Agresi Militer Belanda II, di mana Belanda mencoba untuk merebut Yogyakarta, ibu kota Republik Indonesia saat itu. Pasukan Indonesia berjuang keras untuk mempertahankan kota ini, dan meskipun kota jatuh ke tangan Belanda untuk sementara waktu, pertempuran ini memperkuat tekad rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Pertempuran Banten (1946)

Pertempuran Banten di Jawa Barat melibatkan pasukan Indonesia dan Belanda. Pertempuran ini menyoroti ketahanan rakyat Banten dalam mempertahankan kemerdekaan mereka dari penjajah Belanda.

TipTip, platform terpadu untuk konten kreator di wilayah Asia Tenggara, hari ini mendapatkan pendanaan sejumlah 13 juta Dollar atau setara dengan Rp 205 miliar rupiah. Pendanaan Seri A ini merupakan lanjutan dari pendanaan seed round senilai 10 juta Dollar yang sebelumnya telah diterima pada awal tahun ini. East Ventures merupakan investor utama, dengan partisipasi dari beberapa investor, seperti Vertex, SMDV, B.I.G. Ventures serta beberapa investor terkemuka lainnya.

TipTip didirikan pada bulan Oktober 2021, oleh Albert Lucius yang memiliki misi memberikan solusi bagi kesenjangan monetisasi yang saat ini dihadapi para konten kreator di wilayah Asia Tenggara. TipTip merupakan sebuah marketplace yang menghubungkan para konten kreator dengan para pengikutnya. Melalui platform tersebut, para konten kreator memiliki kebebasan untuk membuat konten, memasarkan serta menjual langsung hasil kreasi mereka. Sejak awal diperkenalkan ke masyarakat pada bulan Juli 2022, TipTip mendapatkan respon pasar yang sangat baik, sehingga tercatat peningkatan revenue lebih dari 20 kali lipat di dua bulan terakhir sejak Oktober 2022. Strategi hyperlocal yang diimplementasikan oleh TipTip terbukti meraih sukses dalam menggandeng kegiatan komunitas baik online maupun offline (hybrid) di lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia.

Albert Lucius, CEO and Founder of TipTip, tentang pendanaan ini berpendapat, “Kami merasa sangat terhormat sekaligus bangga dengan kepercayaan serta dukungan berkelanjutan yang diberikan oleh para investor terkemuka di Asia Tenggara dalam pendanaan Seri A ini yang oversubscribed. Kami sangat menghargai kemitraan yang terjalin, dan akan menggunakan dana ini untuk mempercepat perkembangan platform serta diversifikasi produk dan tentunya memposisikan TipTip sebagai platform terkemuka bagi konten kreator di Asia Tenggara.”

Tiptip telah menjadi rumah bagi lebih dari 2.500 konten kreator dan digunakan oleh lebih dari 30.000 pengguna. Di awal tahun depan, TipTip yakin dapat menggandeng lagi 30.000 lebih konten kreator dan menambah pengguna sebanyak 300.000.  Rata-rata penghasilan yang didapatkan konten kreator serta pengikutnya, setelah 30 hari tergabung aktif di TipTip, berkisar di angka 3 juta rupiah. Konten kreator bisa mendapatkan penghasilan dengan menjual langsung konten mereka atau melalui jaringan konten promoter di TipTip, selain itu dapat juga dilakukan dengan melakukan live session dengan mengundang pengikut atau fans mereka.

Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, berkata, “Kami memiliki kepercayaan penuh terhadap kepemimpinan Albert dalam membawa TipTip. Pengalaman Albert dalam membangun Kudo, sebelum di akuisisi oleh Grab di tahun 2017, telah terbukti dalam navigasi yang kuat untuk menghadapi gejolak ekonomi yang diperkirakan terjadi di tahun 2023. Kami berharap TipTip terus melanjutkan pertumbuhan yang signifikan dengan tetap menerapkan strategi hyperlocal yang terbukti diadaptasi dengan baik serta membawa perubahan perilaku bagi konsumen maupun konten kreator di era pasca COVID. Kami melihat adanya potensi perkembangan yang lebih besar lagi dan kami sangat optimis untuk terus mendukung TipTip.”

Joo Hock Chua, Managing Partner of Vertex, menambahkan, “Kami percaya dengan pendekatan ekosistem kreator-supporter-promotor yang dilakukan oleh TipTip. Pendekatan ini sangat cocok untuk memasuki pasar Indonesia yang sangat luas dan tersebar di berbagai komunitas mikro. TipTip memiliki keunikan tersendiri dalam memberikan solusi utama dalam masalah yang dihadapi para konten kreator, yaitu monetisasi dalam ekosistem mereka. Dengan dukungan TipTip, para konten kreator dapat memonetisasi langsung konten mereka tanpa harus bergantung pada algoritma atau iklan.”

Tiptip memiliki peran penting dalam mengembangkan ekosistem ekonomi di wilayah Asia Tenggara. Bapak Triawan Munaf, selaku Presiden Komisaris dari TipTip yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menambahkan, “Platform ini didirikan oleh anak bangsa Indonesia yang manajemennya juga didukung oleh banyak pemimpin handal dan berpengalaman yang berasal dari seluruh Asia Tenggara. Saya bangga menjadi bagian dari TipTip, dan sangat percaya bahwa TipTip sangat memahami kondisi ekosistem kreator saat ini dan langsung memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi para konten kreator di Asia Tenggara, mulai dari Indonesia.”

Jakarta, 3 Mei 2021 - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) merayakan ulang tahun ke-11 dengan kado istimewa, Amartha mendapatkan pendanaan baru senilai USD 28 Juta atau setara dengan Rp 405 Miliar yang dipimpin oleh Women’s World Banking Capital Partners II (WWB) bersama dengan MDI Ventures, dan didukung oleh investor lama seperti: Mandiri Capital Indonesia, UOB Venture Management.

Amartha merupakan pionir teknologi finansial peer to peer lending (p2p lending) di Indonesia yang memberdayakan perempuan pengusaha ultra mikro di daerah pedesaan dengan memberikan pinjaman modal usaha berbasis kelompok, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 10 juta yang disertai dengan pendidikan literasi keuangan dan pelatihan kewirausahaan.

Dengan sistem penilaian yang dikembangkan secara khusus oleh internal Amartha untuk menilai kelayakan kredit dari segmen masyarakat yang tidak terlayani oleh perbankan, Amartha memastikan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan permodalan usaha, bahkan tanpa riwayat kredit atau jejak transaksi digital sebelumnya.

Amartha membuka peluang baru bagi populasi perempuan yang tidak terlayani sebelumnya untuk dapat memberikan tambahan penghasilan keluarga dari rumah dan di saat mereka harus mengurus anak.

Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha mengatakan, “Terima kasih kepada seluruh Investor, Pendana, Mitra dan Tim Amartha atas dukungan dan kepercayaannya. Apa yang kita lakukan bersama memberikan dampak pada kesejahteraan perempuan di desa dan perekonomian bangsa.

Pendanaan baru ini akan memperkuat bisnis Amartha yang berbasis group lending (grameen model), mempercepat inovasi produk, dan meluncurkan layanan tambahan bagi peminjam dan pendana, seperti: digitalisasi desa, belanja borongan, pinjaman warung, crowdfunding, produk pendanaan baru, serta penyaluran pendanaan ke peminjam secara langsung”.

Amartha telah mengembangkan solusi teknologi keuangan untuk 3 segmen pengguna yang berbeda: (1) Amartha untuk Pendana, memberikan layanan penyaluran pendanaan melalui platform p2p lending, (2) Amartha untuk Business Partner, sebutan untuk Tim Amartha di lapangan yang berinteraksi langsung dengan para Peminjam, memberikan layanan untuk memproses pinjaman  modal usaha secara menyeluruh dari pengajuan, pengambilan data, penyaluran hingga pengembalian dana, (3) Amartha untuk Mitra (Peminjam), memberikan layanan keuangan lebih dari sekedar penyaluran permodalan.

Hadi Wenas, Chief of Commercial Officer Amartha menambahkan, “Pandemi Covid-19 di 2020 memberikan tantangan bagi semua orang, termasuk kami. Dengan ketekunan, kolaborasi, dan visi bersama 'Kesejahteraan Merata untuk Indonesia' kami pulih dengan baik dan memulai perjalanan dengan kenormalan yang baru, dan membangun beragam produk dan layanan untuk sektor usaha mikro.

Melalui kemitraan dengan WWB, kami akan mampu mengadopsi praktik terbaik dunia dimana perempuan dapat memperoleh manfaat dari teknologi untuk memberdayakan diri mereka sendiri dan keluarga, untuk semakin sejahtera.

Amartha bangga menjadi tujuan investasi pertama yang dilakukan WWB di Asia Tenggara. WWB Capital Partners II adalah dana investasi lensa gender kedua yang didirikan oleh Women’s World Banking, sebuah organisasi nirlaba global yang telah menangani inklusi keuangan wanita selama 40 tahun terakhir.

Investasi ini berupaya untuk menutup kesenjangan gender dalam inklusi keuangan dengan berinvestasi pada penyedia layanan keuangan dengan kinerja terbaik untuk melayani segmen perempuan berpenghasilan rendah, memperluas keragaman gender dalam staf dan tim manajemen mereka, dan memanfaatkan solusi inovatif untuk meningkatkan jangkauan dan keterlibatan masyarakat.

Yrenilsa Lopez, Women World’s Banking menegaskan “Kami sangat bangga dapat bermitra dengan Amartha karena terus mengembangkan bisnisnya di pedesaan Indonesia. WWB berdedikasi untuk menutup kesenjangan gender dalam layanan keuangan digital dan kami sangat senang bekerja sama dengan Amartha dalam perjalanan penting ini. "

MDI Venture turut berpartisipasi mendukung pendanaan ini dengan bersinergi bersama portfolio lain untuk mendukung upaya digitalisasi dan inklusi finansial di wilayah yang tidak terlayani perbankan di pedesaan. CEO MDI Ventures, Donald Wihardja, menambahkan “MDI melihat adanya potensi yang menjanjikan untuk meningkatkan inklusivitas keuangan.

Dengan mengimplementasikan model pembiayaan Grameen Bank yang terbukti sukses, Amartha telah membuktikan bahwa pembiayaan terjangkau bagi masyarakat pedesaan dapat dicapai dengan resiko minimum meskipun dalam kondisi pandemi.

MDI harap dengan pendanaan ini, Amartha dapat melanjutkan transformasi bisnisnya untuk melayani masyarakat piramida bawah di Indonesia.” Melalui investasi ini, Amartha akan membuka peluang bersinergi dengan Telkom Group untuk mendigitalisasi dan meningkatkan inklusi keuangan di pedesaan Indonesia.

Selama pandemi, Amartha terus berkembang dan menjadi lebih kuat. Total saldo pinjaman dan penyaluran modal usaha telah melampaui level sebelum adanya pandemi Covid-19, ini menjadi tanda tonggak pemulihan yang mencapai 100%.  Amartha meningkatkan kualitas skor kredit dan berhasil mempertahankan tingkat kredit bermasalah (NPL) di 0,07% untuk semua pendanaan setelah Juni 2020.

Amartha juga memperkuat kerjasama dengan beberapa mitra institusi keuangan baru, salah satunya adalah Bank Jatim. Sejak kemitraan dimulai, dukungan telah tumbuh secara eksponensial dan juga meluas ke bisnis lain. Kedepan, Amartha terbuka untuk kolaborasi dengan pihak manapun yang ingin mewujudkan kesejahteraan merata melalui pemberdayaan perempuan.

Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp 3,55 Triliun pinjaman kepada lebih dari 661.369 perempuan pengusaha ultra mikro di lebih dari 18.900 desa di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Didirikan pada tahun 2010 sebagai lembaga keuangan mikro, Amartha bertransformasi menjadi perusahaan Fintech P2P Lending pada tahun 2016. Misi Amartha adalah mewujudkan kesejahteraan merata bagi Indonesia. Amartha memberikan akses kepada perempuan pengusaha mikro di daerah pedesaan yang membutuhkan modal kerja dan menghubungkan mereka dengan pemberi pinjaman yang tertarik untuk melakukan investasi yang menguntungkan dan berdampak sosial melalui amartha.com.

Women’s World Banking merancang dan berinvestasi pada produk solusi keuangan, lembaga dan kebijakan publik di berbagai negara berkembang untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan kemakmuran yang lebih bagi perempuan, keluarga dan komunitas mereka.

MDI merupakan perusahaan modal ventura yang diinisiasi oleh Telkom Indonesia, berbasis di Jakarta dan beroperasi di Singapura dan Silicon Valley. MDI menggabungkan model modal ventura dengan layanan untuk memberikan akses bantuan operasional kepada perusahaan Telkom Group dan pertumbuhan perusahaan startup.

Kepulauan Aru, SNN.com - Aktivitas judi Bola Guling kembali beroperasi di Kota Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru setelah di tutup Polres Kepulauan Aru pada tanggal 8 Pebruari 2020. Pengoperasian kembali judi bola guling milik dua pengusaha NL dan K tersebut, menuai kritikan tajam dari masyarakat maupun tokoh Agama. Mereka menilai Polres Kepulauan Aru tak konsisten dalam penegakan hukum terhadap penanganan judi di Kabupaten Kepulauan Aru.

"Kita jelas ragu dengan sikap Polres Kepulauan Aru dalam penegakan hukum terhadap perjudian di daerah ini. Karena, setelah beroperasi sekian tahun baru kemarin bola guling di tutup setelah pergantian Kapolres. Lalu kenapa sudah di tutup tapi kembali dibuka. Ada apa dengan penegak hukum di daerah ini,"ujar Andarias Onaola, Minggu (23/2/2020).

Kata Onaola, selain penegakan hukum yang tidak konsisten, Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD tidak punya nyali untuk mendorong aparat penegak hukum (Polisi) dalam memberantas perjudian di Kepulauan Aru. Parahnya lagi, tambah Onaola, hanya di Kabupaten Kepulauan Aru sajalah yang judi dihalalkan oleh Pemda dan aparat penegak hukum (Polisi). Alhasil, para pemilik perjudian tersebut tak pernah tersentuh hukum. Hal seperti ini, akan merusak citra daerah dan generasi penerus daerah ini.

"Kami duga ada dil-dil dalam memuluskan permainan haram ini. Karena pemilik bola guling tidak pernah tersentuh hukum. Kalau hukum lemah, lantas mau jadi apa daerah ini. Mau jadi kota judi kah?",ungkap Onaola

Selain dibiarkan beroperasi kembali, lanjut Onaola, keberadaan gedung bola guling tersebut sangat dekat dengan tempat ibadah (Gereja). Walaupun berdekatan dengan tempat ibadah judi bola guling tetap beroperasi, tanpa ada teguran atau sangsi terhadap pemiliknya.

"Miris memang, masakan tempat perjudian dekat dengan tempat ibadah, tapi tidak bisa di berikan sangsi. Mau jadi apa daerah ini,"tandasnya

Olehnya itu, dia meminta kepada Pemda dan  Polres Kepulauan Aru agar segera menyikapi persoalan ini. Tempat-tempat perjudian di daerah ini harus secepatnya di tutup. Karena, akan membawa dampak buruk bagi generasi penerus bangsa di daerah ini. Kalau perjudian terus dibiarkan merajalela bebas ditengah-tengah masyarakat, maka dia pastikan moral generasi muda di Kepulauan Aru akan rusak.

"Jadi, kami harap Pemda dan Polisi cepat ambil langkah, agar perjudian di Kepulauan Aru ditutup, dan para pelakunnya di proses hukum. Ini jelas melanggar hukum. Lantas kenapa dibiarkan merajalela di tengah-tengah masyarakat. Generasi muda daerah ini akan rusak oleh pembiaran perjudian di daerah ini," pinta Onaola

Terpisah, Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Eko Budiarto ketika di konfirmasi via WhatsApp, Minggu, (23/2/2020) belum memberikan keterangan apa-apa terkait beroperasinya judi bola guling kembali.

Reporter : Nus Yerusa

KOMPAS.com - Pertempuran Biak merupakan peperangan antara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dan tentara Kekaisaran Jepang yang berlangsung di Biak, Papua.

Perang yang berlangsung sejak 27 Mei hingga 20 Juni 1944 ini adalah bagian dari kampanye Niugini semasa Perang Dunia II.

Perang Biak adalah bagian dari upaya pembersihan Jenderal Douglas MacArthur atas Papua dari kekuatan Jepang.

Pertempuran ini dimenangkan oleh Sekutu, yang kemudian menggunakan Pulau Biak untuk mendukung operasi di beberapa wilayah di Pasifik.

Baca juga: L Rumkorem, Pemimpin Perlawanan terhadap Jepang di Biak

Pulau Biak terletak di utara Provinsi Papua, berdekatan dengan Sarmi, di mana Jepang telah memusatkan basis pasokan dan lapangan terbangnya.

Pada 1944, lokasinya dinilai sangat cocok untuk pembangunan lapangan terbang. Sehingga, pihak Sekutu, yang mulai bergerak ke Filipina, berencana merebut pulau ini dari Jepang.

Sekutu memperkirakan ada sekitar 2.000 tentara Jepang yang ditugaskan menjaga Pulau Biak.

Padahal, saat itu, Pulau Biak dikuasai oleh 11.400 tentara Jepang di bawah komando Kolonel Kuzume Naoyuki.

Kolonel Kuzume, yang telah mengetahui kedatangan pasukan Sekutu, memakai strategi tipuan.

Ia akan membiarkan tentara Sekutu mendarat di Biak tanpa hambatan, supaya mereka jatuh ke perangkap yang telah disiapkan.

Baca juga: Pertempuran Morotai: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Perangkap yang dimaksud adalah gua-gua yang terletak di sebelah barat Mokmer dan di sebelah timur Bosnek.

Jepang menjadikan gua-gua tersebut sebagai kotak-kotak pertahanan yang dipenuhi dengan penembak, senjata otomatis, artileri, baterai mortir, dan satu kompi tank.

Dalam perkembangannya, mata-mata Sekutu akhirnya meralat informasi sebelumnya dan mengabarkan bahwa jumlah tentara Jepang di Biak diperkirakan mencapai 10.800 orang.

Tentara Sekutu, yang berkumpul di daerah Teluk Humboldt, diberangkatkan pada 25 Mei 1944. Mereka dilindungi oleh pasukan angkatan udara dan angkatan laut.

Setelah serangan udara dilakukan selama 45 menit, Angkatan Darat AS berhasil mendarat di Biak pada 27 Mei 1944.

Pasukan yang pertama datang adalah Resimen Infanteri ke-162, yang kemudian disusul oleh divisi lainnya, termasuk Resimen Infanteri 163 dan 186.

Baca juga: Pertempuran Teluk Milne: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Pada sore hari, sebanyak 12.000 tentara Sekutu sudah mendarat dengan 12 tank M4 Sherman, 29 meriam lapangan, 500 kendaraan dan 3.000 ton perbekalan.

Jepang sempat memberi serangan kecil terhadap pangkalan AS, tetapi bom yang dijatuhkan gagal meledak.

Sekutu lantas menembak balik Jepang, yang menghancurkan tiga pesawat dan satu rusak parah.

Setelah itu, Sekutu bergerak masuk ke pedalaman, dan masuk dalam perangkap Jepang. Mengetahui hal itu, pasukan yang terjebak segera dibebaskan dan diperintahkan untuk mundur.

Pada 5 Juni, Sekutu bergerak menuju Mokmer dan berhasil menguasainya secara penuh setelah meladeni perlawanan Jepang yang berlangsung sekitar satu minggu.

Di saat yang sama, bantuan pasukan Jepang dari berbagai wilayah di sekitarnya segera dikerahkan untuk memperkuat Biak.

Baca juga: Pertempuran Rabaul: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Namun, beberapa gelombang bantuan yang disusun Jepang terus dikacaukan oleh Sekutu, sehingga banyak yang tidak sampai di Biak.

Setelah menghadapi serangan bertubi-tubi dari Sekutu, pada 20 Juni 1944, Kolonel Kuzume menegaskan kepada anak buahnya bahwa upaya mempertahankan Biak akan menjadi pertempuran terakhir mereka.

Kolonel Kuzume kemudian melakukan hara-kiri (ritual bunuh diri Samurai di Jepang), menunjukkan kepada anak buahnya bahwa ia tidak takut mati.

Pada 22 Juni, AS telah berhasil menerobos pertahanan Jepang dan merebut sebagian besar wilayah Biak.

Kendati demikian, terdapat 3.000 sisa pasukan Jepang yang terus melancarkan perlawanan hingga Agustus.

Baca juga: Pertempuran Selat Badung: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Pertempuran Biak dimenangkan oleh pihak Sekutu, yang menewaskan 4.700 pasukan Jepang dan 200 lainnya ditangkap.

Selain itu, sekitar 3.000 tentara Jepang lainnya yang menolak untuk menyerah, banyak yang menghadapi kematian akibat penyakit dan kelaparan di bulan-bulan berikutnya.

Sementara di pihak Sekutu, ada 438 pasukan tewas dan 2.361 terluka.

Setelah memenangkan pertempuran, Sekutu membebaskan sekitar 600 pekerja paksa India dan Jawa dari tahanan Jepang.

Sekutu kemudian mengembangkan Biak menjadi basis logistik dan membangun beberapa lapangan terbang di daerah tersebut.